makalah Manajemen penyelenggaraan pendidikan

Kata Pengatar


Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya hingga sampai saat ini kita masih diberi kesempatan untuk merasakan nikmat yang Allah berikan kepada kita semua, dan tidak lupa pula sholawat serta salam kami panjatkan kepada Nabi kita Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti saat ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen  mata kuliah”manajemen pendidikan”. Yang  telah memberi kesempatan kepada kami untuk menyusun sebuah karya berupa makalah, berkat motivasi dari dosen dan kawan-kawan semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Manajemen penyelenggaraan pendidikan”  kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makalah ini, sehingga kami senantiasa terbuka untuk menerima saran dan kritik pembaca demi penyempurnaan makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bisa  memberi perubahan kepada diri kita ke arah yang lebih baik.


Yogyakarta, 3 Mei  2017



Daftar isi













BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

         Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia dimana berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan kecuali dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain manfaat bagi kehidupan manusia di satu sisi perubahan tersebut juga telah membawa manusia ke dalam era persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu berperan dalam persaingan global, maka sebagai bangsa kita perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya.
         Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam proses pembangunan, kalau tidak ingin bangsa ini kalah bersaing dalam menjalani era globalisasi tersebut.
Ada dua faktor yang dapat menjelaskan mengapa upaya perbaikan mutu pendidikan selama ini kurang atau tidak berhasil.
         Pertama strategi pembangunan pendidikan selama ini lebih bersifat input oriented. Strategi yang demikian lebih bersandar kepada asumsi bahwa bilamana semua input pendidikan telah dipenuhi, seperti penyediaan buku-buku (materi ajar) dan alat belajar lainnya, penyediaan sarana pendidikan, pelatihan guru dan tenaga kependidikan lainnya, maka secara otomatis lembaga pendidikan ( sekolah) akan dapat menghasilkan output (keluaran) yang bermutu sebagai mana yang diharapkan. Ternyata strategi input-output yang diperkenalkan oleh teori education production function (Hanushek, 1979,1981) tidak berfungsi sepenuhnya di lembaga pendidikan (sekolah), melainkan hanya terjadi dalam institusi ekonomi dan industri.
         Kedua, pengelolaan pendidikan selama ini lebih bersifat macro-oriented,diatur oleh jajaran birokrasi di tingkat pusat. Akibatnya, banyak factor yang diproyeksikan di tingkat makro (pusat) tidak terjadi atau tidak berjalan sebagaimana mestinya di tingkat mikro (sekolah). Atau dengan singkat dapat dikatakan bahwa komleksitasnya cakupan permasalahan pendidikan, seringkali tidak dapat terpikirkan secara utuh dan akurat oleh birokrasi pusat.

1.2  Rumusan Masalah

2.      Apa definisi mutu penyelenggaraan pendidikan?
3.      Apa saja kerangka kerja dalam manajemen penyelenggaraan pendidikan?
4.      Apa yang perlu di perhatikan dalam menyelenggarakan pendidikan?

1.3  Tujuan Masalah

2.      Untuk megetahui mutu penyelenggaraan pendidikan
3.      Untuk mengetahui kerangka kerja dalam manajemen penyelenggaraan pendidikan.
4.      Untuk mengetahui hal yang perlu di perhatikan dalam menyelenggarakan pendidikan.











BAB II

PEMBAHASAN


2.1       Definisi Mutu Penyelenggaraan Pendidikan

Secara umum, mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat. Dalam konteks pendidikan pengertian mutu mencakup input, proses, dan output pendidikan.
Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Sesuatu yang dimaksud berupa sumberdaya dan perangkat lunak serta harapanharapan sebagai pemandu bagi berlangsunnya proses. Input sumber daya meliputi sumberdaya manusia (kepala sekolah, guru termasuk guru BP, karyawan, siswa) dan sumberdaya selebihnya (peralatan, perlengkapan, uang, bahan, dsb).
Input perangkat lunak meliputi struktur organisasi sekolah, peraturan perundangundangan, deskripsi tugas, rencana, program, dsb.
Input harapan-harapan berupa visi, misi, tujuan, dan sasaran- sasaran yang ingin dicapai oleh sekolah.  Kesiapan input sangat diperlukan agar proses dapat berlangsung dengan baik. Oleh karena itu, tinggi rendahnya mutu input dapat diukur dari tingkat kesiapan input. Makin tinggi tingkat kesiapan input, makin tinggi pula mutu input tersebut.
Proses Pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut input sedangkan sesuatu dari hasil proses disebut output. Proses dikatakan bermutu tinggi apabila pengkoordinasian dan penyerasian serta pemaduan input sekolah (guru, siswa, kurikulum, uang, peralatan dsb) dilakukan secara harmonis, sehingganya mampu menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable learning), mampu mendorong motivasi dan minat belajar, dan benar-benar mampu memberdayakan peserta didik
Output pendidikan adalah merupakan kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses/perilaku sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari kualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya, efesiendinya, inovasinya, kualitas kehidupan kerjanya dan moral kerjanya. Khusus yang berkaitan dengan mutu output sekolah, dapat dijelaskan bahwa output sekolah dikatakan berkualitas/bermutu tinggi jika prestasi sekolah, khusunya prestasi belajar siswa, menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam :
1.      Prestasi akademik, berupa nilai ulangan umum UAS, UNAS, karya ilmiah, lomba akademik
2.      Prestasi non-akademik, seperti misalnya kejujuran, kesopanan, olah raga, kesnian, keterampilan kejujuran, dan kegiatankegiatan ektsrakurikuler lainnya. Mutu sekolah dipengaruhi oleh banyak tahapan kegiatan yang saling berhubungan (proses) seperti misalnya perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.

2.2      Kerangka kerja dalam manajemen penyelenggaraan pendidikan

Dalam manajemen penyelenggaraan pendidikan, peningkatan mutu berbasis sekolah ini diharapkan Sekolah dapat bekerja dalam koridor - koridor tertentu antara lain sebagai berikut:
1.    Sumber daya sekolah
Sumber daya sekolah harus mempunyai fleksibilitas dalam mengatur semua sumber daya sesuai dengan kebutuhan setempat. Selain pembiayaan operasional/administrasi, pengelolaan keuangan harus ditujukan untuk :
a.       Memperkuat sekolah dalam menentukan dan mengalolasikan dana sesuai dengan skala prioritas yang telah ditetapkan untuk proses peningkatan mutu.
b.      Pemisahan antara biaya yang bersifat akademis dari proses pengadaannya, dan (iii) pengurangan kebutuhan birokrasi pusat.

2.    Pertanggung-jawaban (accountability)
Sekolah dituntut untuk memilki akuntabilitas baik kepada masyarakat maupun pemerintah. Hal ini merupakan perpaduan antara komitment terhadap standar keberhasilan dan harapan/tuntutan orang tua/masyarakat. Pertanggung-jawaban (accountability) ini bertujuan untuk meyakinkan bahwa dana masyarakat dipergunakan sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dan jika mungkin untuk menyajikan informasi mengenai apa yang sudah dikerjakan.




3.    Kurikulum
Berdasarkan kurikulum standar yang telah ditentukan secara nasional, sekolah bertanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum baik dari standar materi (content) dan proses penyampaiannya. Melalui penjelasan bahwa materi tersebut ada mafaat dan relevansinya terhadap siswa, sekolah harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan melibatkan semua indera dan lapisan otak serta menciptakan tantangan agar siswa tumbuh dan berkembang secara intelektual dengan menguasai ilmu pengetahuan, terampil, memilliki sikap arif dan bijaksana, karakter dan memiliki kematangan emosional.

4.    Personil sekolah
Sekolah bertanggung jawab dan terlibat dalam proses rekrutmen (dalam arti penentuan jenis guru yang diperlukan) dan pembinaan struktural staf sekolah (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan staf lainnya). Sementara itu pembinaan professional dalam rangka pembangunan kapasitas/kemampuan kepala sekolah dan pembinaan keterampilan guru dalam pengimplementasian kurikulum termasuk staf kependidikan lainnya dilakukan secara terus menerus atas inisiatif sekolah.

2.3    Hal yang perlu di perhatikan dalam menyelenggarakan pendidikan

Dalam penyelenggaraan pendidikan ada beberapa yang harus diperhatikan, antara lain sebagai berikut:
1.     Pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan harus berdasarkan penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS), merupakan model pengelolaan yang memberikan otonomi atau kemandirian kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kota;
2.     Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, kepala sekolah mengoptimalkan peran dan pemberdayaan gugus sekolah, kelompok kerja guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), serta Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) dalam penyelenggaraan pendidikan;
3.     Pelaksanaan penyelenggaaan pendidikan harus mendorong upaya peningkatan partisipasi masyarakat dalam peningkatan mutu melalui pembentukan dan pemberdayaan Komite Sekolah;
4.     Pembinaan dan kelembagaan peserta didik dengan kemampuan luar biasa, perlu diupayakan melalui program khusus serta program unggulan dan akselerasi dalam menyelenggarakan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.





BAB III

PENUTUP

SIMPULAN

3.1 Mutu manajemen penyelenggaraan pendidikan:
a.       Input proses pendidikan
b.      Output pendidikan
3.2 Kerangka kerja dalam manajemen penyelenggaraan pendidikan:
a.       Sumber daya sekolah
b.      Pertanggungjawaban sekolah
c.       Kurikulum
d.      Personil sekolah



Daftar pustaka



Mamduh M. Hanafi. 1997. Manajemen Pendidikan Yogyakarta: Unit Penerbitan dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN

Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah: Suatu Konsepsi Otonomi
Sekolah (paper kerja), Depdikbud, Jakarta. 2005

Kamarga. 2002. Manajemen pendidikan. Yogyakarta: Gava Media


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF VYGOTSKY

Psikologi Pendidikan - Dasar Pengajaran